Cingkrig Gerak Cipta - Maenpukulan Khas Betawi Rawa Belong


CINGKRIG GERAK CIPTA
MAENPUKULAN KHAS BETAWI RAWA BELONG

20110502-cingkrig-gerak-cipta-logoMaenpukulan (Silat) Cingkrig Gerak Cipta tidak akan terlepas dari silat Cingkrig pada umumnya serta kampung Rawa Belong sebagai tempat kelahiran dan perkembangannya, demikian juga sebaliknya, keduanya sangat erat dan identik tidak bisa di pisahkan satu sama lainnya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa di Rawa Belonglah maenpukulan Cingkrig dilahirkan dan dikembangkan

Kata Cingkrig berasal dari ungkapan Bahasa Betawi yakni Jingkrak-jingkrik atau Cingkrak-cingkrik yang dapat diartikan gesit dan lincah. Oleh karena itu disetiap gerakan Cingkrig dibutuhkan kegesitan dan kelincahan, hal ini mengacu pada gerakan natural dari gerakan kera yang sangat gesit dan lincah, hingga dikembangkan menjadi sebuah jurus Silat (maenpukulan) yang lincah dan atraktif dalam setiap serangan yang sekaligus merupakan pertahanan dan pertahanan sekaligus juga serangan.
Kata Cingkrig disini menggunakan hurup "G" pada hurup terakhirnya, bukan Cingkrik yang menggunakan hurup "K" pada hurup terakhirnya, hal ini mengacu pada kebiasaan logat Betawi dimana akhiran hurup "k" bisa berubah jadi "g" seperti kata beduk menjadi bedug, gerobak menjadi gerobag, gubuk menjadi gubug dan lain sebagainya

GEOGRAFIS

Rawa Belong adalah sebuah kampung yang terletak di wilayah barat Jakarta dan sekarang telah berkembang menjadi sebuah kelurahan, yakni Kelurahan Sukabumi Utara. Terletak di wilayah Kota Madya Jakarta Barat dengan batas-batas wilayah; sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Kebon Jeruk, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sukabumi Selatan (Pos pengumben), sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pal Merah Utara dan Gerogol Utara, sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Kelapa Dua.

SOSIO KULTURAL

Kehidupan masyarakat Rawa Belong rata-rata pada umumnya adalah para pedagang, petani bunga atau tanaman hias, Alim ulama, sopir dan lain sebagainya. Bahasa kesehariannya adalah bahasa daerah Betawi tengah dengan ciri pengucapan vokal "e" untuk kata yang berakhiran vokal "a", secara umum karakter dan adat-istiadatnya sama dengan masyarakat betawi daerah lainnya, dimana unsur Agama Islam sangat kental mewarnai kehidupan sehari-hari, dan secara geneologis serta akar budaya masyarakat Rawa Belong sangat kental dengan perpaduan budaya Melayu, China dan Arab.

TOKOH SEJARAH DAN ASAL-USUL

Bila berbiacara Maen pukulan (Silat) Cingkrig, tidak bisa dipisahlan dengan tokoh yang membawa dan mengembangkan maen pukulan itu sendiri yaitu :  Ki Ma'ing
Alkisah dimasa lalu, banyak orang Rawa Belong yang menimba dan menuntut ilmu ke daerah Kulon (tidak dapat dipastikan tempatnya) karena berdasarkan informasi dari para orang tua, bahwa daerah Meruya dan Tanggerang sudah dianggap Kulon oleh orang-orang Rawa Belong pada waktu itu. Mereka menimba ilmu dengan belajar Ilmu Agama dan juga Ilmu beladiri, baik itu ilmu olah bathin maupun ilmu olah kanuragan.

Dari sekian banyak orang Rawa Belong yang menimba ilmu di Kulon, salah satunya adalah Ki Ma'ing, namun belum tuntas belajar, Ki Ma'ing memutuskan untuk kembali ke Rawa Belong. Pada suatu ketika Ki Ma'ing yang sedang berjalan, tongkatnya di rebut oleh seekor Kera milik tetangganya yang ber nama Nyi Saereh, spontan Ki Ma'ing menarik tongkatnya, dan selanjutnya terjadilah perebutan tongkat antara Ki Ma'ing dan Si Kera milik Nyi Saereh, Si Kera tidak mau mengalah begitu saja, dengan sigap dan lincahnya berusaha menarik tongkat Ki Ma'ing dengan di sertai beberapa gerakan serangan dan pertahanan yang menyerupai jurus silat.
Ki Ma'ing sangat terkesan dengan gerakan Kera tersebut, hampir setiiap hari Ki Ma'ing mendatangi Kera tersebut untuk mempelajari dan menganalisanya, setiap gerakan pertahanan si Kera diiringi dengan serangan yang lincah, dan begitu pula sebaliknya setiap gerakan serangan merupakan juga pertahanan dengan kombinasi antara kaki dan tangan yang begitu gesit dan lincah. Dari pengamatan gerakan natural Kera tersebut serta ketekunannya berlatih, oleh Ki Ma'ing dikembangkan menjadi gerakan jurus silat yang kemudian hari dikenal dengan sebutan CINGKRIG.
Ki Ma'ing menyebarluaskan dan menularkan jurus-jurusnya itu kepada murid-nuridnya yang pada masa itu mulai di kenal dengan sebutan Maenpukulan Cingkrig, karena sebelumnya orang Rawa belong hanya mengenal Cingkrig dengan sebutan Maenpukul. Ki Ma'ing menurunkan Maenpukulan ini kepada murid-muridnya  diantranya yang di kenal:  Ki Saari,  Ki Ali,  Ki Ajid.

Ki Saari

Ki Saari juga turut mengembangkan Maenpukulan Cingkrig dan mengajarkan kepada murid-muridnya, salah satu di antaranya adalah Kong Wahab.
Kong Wahab juga mengembangkan maenpukulan ini serta mengajarkan kepada murid-muridnya, di antaranya; anaknya sendiri yaitu Babe NUR.

Ki Ali

Ki Ali turut mengembangkan maenpukulan Cingkrig serta mengajarkan kepada murid-muridnya yang kebanyakan dari luar Rawa Belong diantaranya;

"    Ki Sinan yang mengembangkan di wilayah Kebon Jeruk dan sekitarnya dan mempunyai murid diantaranya; Babe Melik,  Babe Entong,  Babe Abu Hasyim.
"    Ki Goning yang mengembangkan di wilayah Kemanggisan dan sekitarnya dan mempunyai murid diantaranya; Babe Hamdan,  Babe Usup Utay dan sekarang di kembangkan oleh Bapak Tubagus Bambang.
"    Ki Legot yang mengmbangkan di wilayah Muara Angke, Pesing dan sekitarnya.
"    Ki Sakam yang mengembangkan di wilayah Depok dan sekitarnya dan sekarang di kembangkan oleh Babe Popon

Ki Ajid

Ki Ajid turut mengembangkan maenpukulan cingkrig di daerah Rawabelong dan mengajarkan kepada murid-muridnya diantaranya;

"    Kong Uming yang mengembangkan dan mengajarkan kepada murid-muridnya diantaranya; Babe Nunung,  Babe Hasan Kumis,  Babe Akib. Dan yang masih mengembangkan serta mengajarkan maenpukulan Cingkrig dari Kong Uming saat ini diantaranya; Babe Warno,  Babe Manaf,  dan masih ada yang lainnya yang belum di ketahui oleh penulis.
"    Kong Hayat yang mengembaqngkan dan mengajarkan kepada murid-muridnya di antaranya; Kong Majid,  Kong Acik (Munasik), dan yang masih mengembangkan dan mengajarkan maenpukulan cingkrig dari Kong Hayat  saat ini di antaranya; Bang Satria Jaya

CINGKRIG GERAK CIPTA

Membicarakan tentang Cingkrig Gerak Cipta tidak terlepas dari tokoh yang memberi nama Gerak Cipta  dibelakang kata Cingkrig yaitu Kong Acik (Munasik bin Hamim).
Kong Acik pertama kali belajar cingkrig kepada Kong Hayat karena kemauan dan tekadnya yang keras untuk mengetahui cingkrig lebih dalam, kong Acik memperdalam pelajarannya kepada Ki Ajid, Ki Saari dan juga Ki Ali.
Belum puas dengan hasil yang di dapatkannya, Kong Acik sering bersilaturahmi ke berbagai perguruan aliran lain untuk menambah pengetahuan dan pengalaman.
Perguruan yang di kunjungi bukan Cuma yang di Jakarta saja, tetapi sampai ke Tanggerang, Depok, Bekasi bahkan sampai Cianjur dan Garut, serta bukan hanya silat asli indonesia saja tetapi juga yang dari luar seperti Karate, taekwondo dan Kuntaw.
Dan akhirnya Kong Acik berhasil memadukan jurus cingkrig dengan gerak dan tekhnik yang di dapat dari aliran lain tanpa merubah atau menghilangkan jurus dasar cingkrig itu sendiri.
Maka oleh karena itulah Kong Acik menambahkan nama Gerak Cipta di belakang nama Cingkrig sebagai identiras/ciri dari aliran ini.

Kong Acik mengembangkan dan mengajarkan Cingkrig Gerak Cipta di wilayah Rawa Belong dan luar Rawa Belong seperti didaerah Rawamangun, Mampang, Bekasi  Tanggerang dan Bogor.
Saat ini salah satu murid Kong Acik yang masih mengajarkan Cingkrig Gerak Cipta yang juga masih keponakan beliau sendiri yaitu Bang Amri bin H. Abbas

JURUS - JURUS CINGKRIG GERAK CIPTA

Konon menurut beberapa sumber, di awal perkembangannya jurus cingkrig hanya berjumlah lima jurus dengan urutan:

"    1. Langkah Satu
"    2. Langkah Dua
"    3. Langkah Tiga
"    4. Langkah Empat
"    5. Langkah Lima

Pada perkembangan selanjutnya menjadi delapan jurus dan kemudian dikembangkan lagi setelah memasukan beberapa gerak tambahan menjadi dua belas jurus, adapun nama-nama jurus dan urutannya berbeda antara aliran Cingkrig yang satu dengan aliran cingkrig lainnya yang berkembang saat ini.

Ketidak seragaman dan perbedaan baik dalam jurus dan sambut pada cingkrig, dalam perkembangannya bukan masalah yang mendasar bagi yang mendalami Cingkrig itu sendiri, karena flexibilitasnya yang berkembang tergantung kepada siapa Kita belajar/berguru.
Namun yang paling penting adalah JANGANLAH KITA MELUPAKAN SEJARAH ASAL-USUL CINGKRIG,  yang di bawa dan di kembangkan oleh orang Rawa Belong yakni Ki Ma'ing.

Jurus-jurus yang di ajarkan dalam Cingkrig Gerak Cipta yaitu;

1.    Langkah Beset
2.    Cingkrig
3.    Buka Satu
4.    Satu Kurung
5.    Saup
6.    Langkah Tiga
7.    Langkah Empat
8.    Langkah Lima
9.    Lok Be
10.    Singa
11.    Macan
12.    Longok

Di tambah Pancer yang diturunkan setelah menguasai jurus dengan sempurna tapi bukan merupakan jurus ke tigabelas, tetapi hanya sebagai bekal tambahan.

Didalam Cingkrig Gerak Cipta diajarkan pula Gerak Dasar yang diturunkan sebelum jurus, tujuan dari Gerak Dasar adalah untuk melatih kuda-kuda,  kelincahan tangan dan kaki serta kelenturan tubuh/badan, Gerak Dasar juga difungsikan sebagai pemanasan jurus sebelum menjalankan atau melancarkan jurus Cingkrig.

Gerak Dasar didalam Cingkrig Gerak Cipta berjumlah tujuhbelas yaitu;

1.    Gerak Beset Tarik
2.    Gerak Beset Gedor
3.    Gerak Pasang Pukul
4.    Gerak Cingkrig
5.    Gerak Sangkol
6.    Gerak Rambet
7.    Gerak bacok Rimpes
8.    Gerak Saup
9.    Gerak kodek
10.    Gerak Seser
11.    Gerak Kosrek/Gobrek
12.    Gerak Tiktuk
13.    Gerak Bendrong
14.    Gerak Lokbe
15.    Gerak Sikut Atas
16.    Gerak Cakar Macan
17.    Gerak Longok

POLA LANGKAH DAN CIRI KHAS

Setiap langkah dalam Cingkrig Gerak Cipta mengikuti pola empat penjuru di setiap langkah, dijalankan dengan kombinasi gerak tangan dan kaki secara simultan dan hampir bersamaan. Ciri khas adalah kuda-kuda yang rendah, gerak kaki dan tangan yang cepat serta luwes dan tidak Kaku dalam terminologi menggunakan Rasa, serta tenaga pukulan di  ujung, sabetan kaki hampir bersamaan dengan gerakan tangan.

APLIKASI / SAMBUT

Dalam Cingkrig Gerak Cipta, Aflikasi/sambut di ajarkan setelah si murid menguasai jurus minimal delapan jurus, aflikasi tidak terpola dan tidak baku, dalam arti aflikasinya tergantung situasi, karena dalam jurus yang dimainkan sudah di latih pola langkah menyerang, menghindar, memukul, menangkis, menjatuhkan dan mematahkan/kuncian.
Beberapa istilah dalam Aplikasi sambut Cingkrig Gerak Cipta yaitu;

"    Sambut Gulung
Bertujuannya melatih gerak tangan dan kaki, kuda-kuda, kelenturan tubuh dalam menyerang dan menghidari serangan.
"    Sambut Rimpes
Bertujuan melatih refleks tangan yang dapat dilatih sambil duduk.
"    Sambut Pintas
Tujuan berlatih sambut pintas yakni agar dapat melumpuhkan lawan dengan cepat/sekali gebrak

SISTIM BELAJAR

Pembelajaran dalam Cingkrig Gerak Cipta adalah berlatih dan melancarkan Gerak Dasar dari satu s/d tujuhbelas, yang kemudian dilanjutkan dengan menjalankan jurus-jurus cingkrig, bilamana sang murid sudah menguasai sampai jurus delapan maka dilanjutkan dengan melatih Sambut yang di barengi dengan melatih jurus berikutnya hingga jurus dua belas, setelah tuntas dan halus jurus satu hingga dua belas di lanjutkan dengan jurus kombinasi atau BOMBANG kemudian di tambah PANCER.

FILOSOFI

Di awal perkembangannya, Cingkrig di ajarkan bersamaan/berdampingan dengan belajar ngaji (ilmu Agama Islam), dan oleh karenanya di gunakan sebagai media dakwah. Bagi murid yang ingin belajar cingkrig harus belajar ngaji, jadi pada masa itu bagi yang non Muslim harus masuk Islam terlebih dahulu baru kemudian diajarkan cingkrig.
Maka dari itu filosopi yang terkandung dalam cingkrig sangat-sangat Islami, seperti yang akan dijelaskan sedikit mengenai filosopi yang terkandung dalam cingkrig Gerak Cipta diantaranya;

"    Kata Gerak Cipta
Gerak Cipta melambangkan hubungan makluk dengan sang pencipta (Allah SWT.), karena setiap gerak atau langkah kita tidak bisa dipisahkan dengan sang Pencipta, maka wajib menjalankan apa yang di perintah dan menjauhi apa yang menjadi larangannya.
"    Lima Langkah dalam Cingkrig
Lima Langkah melambangkan Sholat Lima Waktu yang wajib didirikan sehari semalam, karena Sholat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, maka ini dapat berfungsi sebagai peredam emosi dalam cingkrig yang bersifat keras.
"    Gerak Dasar
Gerak Dasar yang berjumlah Tujuh belas melambangkan tujuhbelas rokaat dalam sholat wajib.
"    Jurus
Jurus dalam Cingkrig Gerak Cipta ada dua belas di tambah satu Pancer melambangkkan tiga belas Rukun Sholat.
"    Awal Gerak
Setiap mengawali gerakan Silat Cingkrig Gerak Cipta selalu di awali dan di akhiri dengan mengangkat kedua belah tangan dengan cara telapak tangan menghadap keatas setinggi dada, melambangkan setiap gerak dan langkah diawali dengan Do'a dan di akhiri dengan Syukur

Demikianlah sekelumit tentang Maenpukulan (Silat) Cingkrig Gerak Cipta yang kami perkenalkan sebagai salah satu khasanah warisan Budaya Masyarakat Betawi, dengan harapan dapat diterima di segala lapisan masyrakat, dan kami sebagai penulis mohon maaf, karena tidak tertutup kemungkinan terjadi kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan ini, mengingat minimnya data-data yang kami dapatkan. Namun setidaknya dengan hadirnya tulisan ini, semoga bisa menjadi motivasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai budaya sendiri, ditengah gencarnya budaya Asing yang masuk ke Indonesia.

Rawa belong, 1 April 2011

Ditulis oleh Zay ibnu Siddiq

 

 

 

ayo diskusi tentang cingkrig gerak cipta di forum sahabat silat

 



 

Forum Sahabat Silat