Kong Agus Perguruan Mustika Betawi :
'Main Silat Saja Harus Pakai Hati Sebagai Mustika'
Berjalan menuju tengah kota yang yang padat lalu lintas di sore hari saat jam pulang kerja dengan sepeda motor matic bersama bapak tua menuju daerah cawang. Berbelok didepan pertigaan tol arah cikampek ke daerah halim. Sedikit demi sedikit aku bisa memahami bahwa para penghuni kota Jakarta ini bisa dibilang mempunyai kesabaran yang sangat luar biasa dalam menghadapi kemacetan pada saat jam sibuk pergi dan pulang kerja.
Bapak tua yang mengendarai motor memboncengi diriku namanya Kong Agus, Beliau guru silat sebuah perguruan di daerah cawang, Kampung asem Gang Jengki. Wajahnya yang masih gagah , suara yang lantang dan sifat perawakan menunjukan kewibawaan beliau, namun terselip sifat yang ramah dan lucu dalam canda-candaannya.
Sesampainya di rumah Kong Agus cerita mengenai perjalanan beliau belajar jurus-jurus silat yang beliau kuasai. Tipe pemuda yang suka jalan keluyuran silahturahmi ke para alim ulama dan tokoh-tokoh silat dari Jakarta, Bogor, Cianjur, Banten, hingga Cirebon menghiasi cerita masa muda beliau.
Beliau saat ini adalah salah satu Guru Besar di Perguruan Mustika Betawi . Aliran Silat yang beliau di pelajari : Dari tahun 1978 sd th 1995 beliau belajar ke Aba Thoyib aliran Ki Atu daerah Cipinang.
Silat Ki Atu 7 Jurus dari Aba Thoyib:
1. Ki Atu Seliwa.
2. Jurus dua
3. Jurus Tiga
4. Jurus Empat
5. Bandul
6. Selekat Serang
7. Lapis
8. Sembilan Deprok.
Ki Atu menurut cerita beliau adalah nama poyokan seorang tokoh di kampung cawang yang menurut cerita beliau berasal dari Bugis, "Beliau Ki Atu itu pendatang yang cuman atu-atunye (satu-satunya) jaman dulu disini, Karena tidak memiliki keluarga disini maka orang kampung setempat manggilnya Ki ,panggilan orang tua yang dihormatin dan ATU maksudnya cuman atu2nye die sorangan?? Ki Atu kemungkinan udah memiliki silat dari daerah asalnya tuh namanya jurus tersebut adalah jurus Alif , Seliwa yang orang Kampung Asem nyebutnye Klebengan"
Dalam perjalanan mencari keilmuan kong Agus yang merasa tidak mendapat kesempurnaan ilmu dari Gurunya. Beliau penasaran merasa ada keanehan dengan penamaan jurus alif ( hijaiyah) akhirnya beliau mengembara ke pelosok-pelosok, mencari apa itu ilmu alif. Akhirnya Kong Agus muda pun keluyuran silahturahmi ke para alim ulama dan tokoh-tokoh silat dari Jakarta, Bogor, Cianjur, Banten, hingga ke cirebon mencari makna ilmu alif.
"Kalau kata ulama rata-rata yang ane temuin, mereka bilang ilmu Alif adalah ilmu yang tinggi , ilmu hati yang sifatnya vertikal ke Alloh langsung, gunain perasaan hati yang dikasih sama Tuhan dalam setiap langkah kita, kalau perwujudannya adalah Akhlaq".
Kong Agus pun makin bingung sama penjelasan beberapa ulama mengenai pencarian silat dari ilmu alif harus pakai hati.
Dan dari berbagi ilmu pengetahuan dengan beberapa tokoh silat dia dapat selama keluyuran mencari keilmuan yang ada hubungannya sama jurus alif, beliau dapat bekel (hadiah oleh-oleh) dari dampak keluyuran silahturahmi.
Tapi yang masuk di hati beliau salah satu seorang kakek-kakek (yang tidak diketahui namanya, panggilannya Bapak) yang ditemui di daerah Bogor memberikan hanya sebuah pemahaman pikiran mengenai ilmu Rasa pakai hati dari Tangtungan Alif. Akhirnya beliau mulai mengkombinasikan keilmuan gerak yang beliau miliki dengan sekedar pemahaman yang beliau dapat.
"Kalau kate orang terciptalah gado-gado, nah gerak ini ane namain Gerak Rase Mutiara, karena diciptain sendiri ", tegasnya.
"Dan sekarang alhamdulillah dengan sahabat seperjuangan saya Bang Sapdani saya mendirikan Sanggar Budaya Seni Silat Mustika Betawi yang kebanyakan Palang Pintu dan mendidik para anak muda agar mencintai budayanya sendiri"
"Jadi maen Silat saja harus pakai hati perasaan sebagai Mustika yang diberikan Tuhan".
"Ane selalu hormat dan masih silahturahmi ke abang-abang seperguruan minta petunjuk, hormatin orang tua dan orang lain, atau silat-silat lain, sama tamu hatte (walau) anak kecil kita hormatin, yang lebih penting hormat kepada alim ulama. Itu kuncinye mau dalamin mustika di hati"
"Kalau pulang kita renungin ucapan nasehat wejangan orang, ambil baiknye dan buang jeleknye", sambung kong Agus.
Tak Terasa perbincangan dengan Kong Agus yang mengasyikan dicampur gerakan-gerakan Silat beliau yang memukau membuat hari semakin larut malam. Walau Kong Agus makin asyik bercerita dengan penuh canda tawa hingga yang mendengarkan larut keasyikan cerita masa muda beliau , Saya perwakilan dari FP2STI merasa senang mendengarkan karena masih ada yang mau memperjuangan budaya silat, namun saya memberanikan diri untuk ijin mohon pamit pulang karena hari sudah larut malam Namun dalam arah pulang pikiran saya masih menggaung makna 'main silat saja harus pakai perasaan hati' dan 'Hati manusia itu adalah mustika pemberian Tuhan Yang Maha Agung'.
Sekretariat Mustika Betawi :
Perguruan dan Palang Pintu Betawi.
Kong Agus M.
Hp: 0815-8461-1335
Alamat :
Jl. Jengki Cipinang Asem Rt.005/09 no. 20A
Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makassar
Jakarta Timur