Pelestarian Silat Walau Sedikit adalah Pelestarian Budaya Yang Sangat Begitu Besar Nilainya


-Silat Datuk Abdullah Noor-

Sejak pertama kali berkenalan dengan Pak Arsyad Hidayat kami dari FP2STi sudah menaruh simpati. Beliau membantu kami memperkenalkan  beberapa tokoh-tokoh silat yang tersembunyi. Dari cerita beliau dan ketertarikannya berjalan bersama membatu FP2STI tanpa sadar kami melihat kemampuan silatnya beliau yang tersembunyi.

Selidik punya selidik, ternyata beliau sudah memiliki pengetahuan silat yang dimiliki keluarganya.inilah sebabnya, di sela-sela waktu senggangnya kami menyempatkan diri berbincang-bincang menanyakan tentang silat yang dimiliki keluarganya yaitu Silat "Datuk Abdullah Noor"



Dari cerita beliau walau dengan penuh berat hati beliau menceritakan silat Datuk Abdullah Noor karena secara wasiat H. Abdullah Noor,  beliau tidak ingin cerita kehidupannya diketahui khalayak.

Menurut beliau , "Tak ada yang istimewa dr beliau, silatnya juga tidak istimewa. Dan kami keluarga besar H. Abdullah Noor menjaga betul wasiat itu. Sehubungan dimana saya secara pribadi melihat, FP2STI sangat peduli pada kebudayaan, silat nusantara khususnya. Secara garis keluarga seharusnya yang bisa bercerita banyak adalah saudara saya, Osali Noor alias Anang yang tinggal di belakang masjid Al Makmur Tanah Abang. Dialah satu-satunya dari keluarga besar kami yang berkecimpung di dunia persilatan. Sedang keluarga besar yang lain kebanyakan menggeluti dunia perdagangan dan sebagian kerja di instansi pemerintahan"

Riwayat Datuk Abdullah Noor berasal dari Banjarmasin Kalimantan Selatan. Kala sebelum merantau ke tanah jawa, beliau adalah Guru Agama di kampung. Menurut Pak Dayat Tanggal, bulan dan tahun beliau lahir, beliau tidak mengetahuinya. Tapi yang pasti, ibu dari Pak Dayat adalah yang merupakan putri pertama belaiu, lahir pd tahun 1920. Dari situ bisa diambil kesimpulan diperkirakan kalau beliau lahir sebelum tahun 1900-an.

Setelah merantau di Jawa (Pekalongan) beliau menikah dengan gadis Bugis (Makassar) yang bernama Siti Maemunah. Dari pernikahan beliau dikaruniai 3 orang putra dan 4 orang putri,antara lain:

1. Siti Fatimah
2. M. Misbach Noor
3. Susanto Malaya Noor
4. Balsam Noor
5. Malaka Noor
6. Adelia Noor, dan
7. Sri Timor.

Datuk Abdullah Noor hidup dari berdagang batik. Beliau berdagang batik di Pekalongan dipasarkan di kota - kota di Jawa (Semarang, Solo) dan Jakarta. Beliau mempunyai Pabrik Batik di Pekalongan.

Disamping berdagang, beliau juga ikut aktif di pergerakan kemerdekaan. Bahkan di rumah beliau yang di Pekalongan sering dipakai rapat oleh Soekarno dan kawan-kawan sebelum Indonesia merdeka. Selain itu beliau juga akrab dengan tokoh alim ulama Pekalongan.

Beliau adalah tokoh di jaman perjuangan yang berasal dari Banjarmasin merantau ke tanah jawa di daerah Pekalongan. Sebelum ke tanah jawa Datuk Abdullah Noor adalah seorang guru agama, kemudian menetap di pekalongan sebagai pedagang.

Dalam jaman perjuangan beliau banyak membantu para pejuang kemerdekaan dengan membantu menyelundupkan senjata untuk para pejuang. Pada suatu kisah Datuk Abdullah Noor pernah dibegal oleh beberapa perampok di daerah jawa saat berdagang lalu dengan kemampuan silat dan ilmu kebalnya beliau melumpuhkan para begal saat dirampok di daerah Alas Roban,. Pada kisah lainnya Datuk Abdullah Noor pernah melumpuhkan maling di rumahnya hanya dengan sebuah angkin(serbet).

Adapun keilmuan silat Datuk Abdullah Noor yang tersisa menurut Pak Dayat hanya tinggal sebagian kecil yang yang coba dilestarikan oleh Bapak Arsad Hidayat atau dikenal dengan nama Ki Dayat.  Ilmu ini beliau lestarikan dengan bentuk jurus-jurus teknik tangan kosong.

Perkataan beliau, "Silat walau hanya sekedar budaya yang dimiliki oleh setiap daerah, walau   kita memiliki sedikit sisa-sisa kekayaan Nusantara ini namun sangat begitu besar nilainya, akan tetapi seiring perkembangan zaman upaya pelestariannya mulai luntur yang dipengaruhi oleh banyak faktor, Namun selama budaya kita tidak merusak keimanan kita terutama pencak silat berarti sangat patut dilestarikan malah menurut pengetahuan saya ada beberapa riwayat Rosulullah yang menganjurkan mempelajari beladiri (gulat)"

Dengan modal pemahaman diatas akhirnya Ki Dayat sendiri mencoba melestarikan sedikit keilmuan yang didapatkan keilmuan dari kakak laki-lakinya yang sudah almarhum. Keilmuan silat ini karena kehilangan mati obor dari dasar akar permainannya dan nama-nama aslinya maka beliau namakan ‘Silat Datuk Abdullah Noor’ dan penamaannya jurusnya menggunakan angka-angka sebagai pengingatnya.
 

Silat Datuk Abdullah Noor
Ki Dayat
+62815 1025 0082

20170302-abdullah noor



 

Forum Sahabat Silat