Ini sudah kedua kali kami saya mewakili dari Silat Indonesia bertemu dengan beliau . Kian hari wajahnya semakin ceria menunjukan keramah tamahan dengan mata yang selalu berbinar-binar bila Beliau cerita tentang Silat dan Betawi.
Pertama kali bertemu di lapangan Futsal di daerah Jl. Berdikari Raya (Kebayoran Lama), kemudian kedua kalinya saya bertemu di rumahnya di daerah Jl Adam Ujung, saya merasa dijamu dengan segala keramahtamahannya dan kebaikan budinya.
Beliau adalah Bang Abdul Basit M.S.I , Beliau salah Satu Guru Besar Padepokan Cingkrig Nasrullah Rawa Belong dan Ketua FORKABI Rawa Belong, juga salah satu tokoh Tiga Serangkai.
Sebetulnya saya agak sungkan bertemu dengan beliau. Karena sederet nama harum beliau di daerah Rawa Belong. Belum lama diriku mengenal beliau baru dua kali. Tetapi entah kenapa saya langsung menyukainya.
Beliau berapi-api menceritakan Betawi tempo dulu dan bermacam-macam aliran silat yang ada di tanah betawi. Salah satu aliran silat terkenal di tanah betawi adalah aliran Cingkrig.
Si Pitung hanyalah salah satu kisah dari sekian banyak kisah legenda jawara-jawara Betawi zaman silam yang diidentikan dengan daerah Rawa Belong. Hingga di tengah-tengah masyarakat Betawi pun muncul menjadi simbol sebuah semacam bentuk keyakinan, bahwa memperdalam pencak silat adalah salah satu upaya memelihara warisan leluhur.
Peragaan Jurus dasar dan Bong Bang oleh Murid-Murid Padepokan Cingkrig Nasrullah Rawa Belong di bawah asuhan dan bimbingan Bang Basit pun sempat diperlihatkan kepada saya. Saya melihat kehebatan, kelincahan dan keluwesan tata gerak Cingkrig Nasrullah Rawa Belong di depan mata saya. Saya tak henti-hentinya berdecak kagum melihatnya.
Di sela-sela perbincangan kami, Beliau tak ada henti-hentinya berbicara masalah "kerukunan" walau kadang diselingi canda tawa. Dibalik ke-sahaja-an beliau terlihat kecerdasan pola pikir beliau, yang berpikir mengenai masa depan Betawi dan Silat.
Mengenang Betawi tidak terlepas dari sejarah perkembangan dan dinamika Jakarta tempo dulu dan sekarang. Sejak dahulu Jakarta sudah menjadi kota kosmopolitan tempat di mana pertemuan berbagai ragam budaya, suku bangsa, hingga bangsa lain seperti Arab, Melayu, India, China, Portugal, Belanda, dan lain-lainnya.
Kemajemukan ini pula yang menyebabkan terjadinya pertukaran seni, budaya, adat istiadat hingga ilmu bela diri yang berkembang saat itu. Betawi memang dikenal memiliki banyak cerita dan kenangan di dunia pencak silat. Konon kabarnya di Jakarta terdapat ratusan aliran silat. Begitu juga silat tak lepas dari nuansa Betawi yang yang banyak alirannya hingga bermacam sepertinya ada di tanah Betawi.Keragaman aliran silat Betawi turut diwarnai oleh latarbelakang silat dari pendatang-pendatang yang ada di tanah Betawi, berasimilasi dengan aliran silat yang ada di Tanah Betawi. Proses asimilasi ini mendapatkan nama aliran ataupun bentuk bentuk baru. Nampaknya ciri khas dan latar belakang betawi tetap kuat mewarnai gerakan jurus-jurusnya yang ada di Tanah Betawi.
Dan menurut cerita Bang Basit, silat di Tanah Betawi disebut "Maenan".
"Dulu ane diajar maenan harus pake hati, kalau bisa semua mencintai maenannya masing-masing, dan semua maenan semuanya bagus, tinggal pelakunye yang bermain bagus atau nggak, kalau bisa dibarengin sama tabiat-nye yang bagus, walau ane juga dulu bandel", tutur beliau sambil tertawa, dengan logat betawinya yang kental.
"Kalau bise semua aliran di Betawi atawe seluruh Indonesia semuanye bersatu saling hormat-menghormatin, bekumpul semuanye, saling silahturahmi, saling sayang, gak ada bentrok-bentrokan atawa adu-aduan dan maju bersama, itu impian ane. Jangan kalah sama mainan luar negeri yang dikemas sangat bagus", sambung beliau.
Alamat Padepokan Cingkrig Nasrullah Rawa Belong :
Jl. Masjid Al Anwar Gg Berdikari Kav 2. Rt. 002 Rw.001
Rawabelong, Sukabumi Utara, Jakarta Barat
.