Singapura, Kompas - Eddie M Nalapraya kembali menjadi Presiden Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa untuk periode 2004-2008 pada Kongres Persilat Ke-6 yang berlangsung di Singapura, Jumat (17/12). Nalapraya telah memimpin Persilat sejak organisasi itu didirikan pada Maret 1980.
Saya sebenarnya enggan menjadi Presiden Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) lagi. Namun, Singapura dan Malaysia, yang merupakan negara pendiri, menyatakan belum bersedia menerima jabatan itu (Brunei Darussalam sebagai salah satu negara pendiri lainnya tidak hadir di kongres). Sedangkan dari Indonesia, tokoh-tokoh senior kita masih belum memiliki waktu luang untuk mengurus organisasi ini, ujar Nalapraya kepada wartawan Kompas >b
Selain Nalapraya, beberapa tokoh Indonesia lainnya juga ikut dalam organisasi dimaksud. Pengusaha Rahmat Gobel menjadi wakil presiden dan Ade Anwar menjadi sekretaris jenderal.
Menurut Nalapraya, selama 24 tahun memimpin organisasi Persilat, sudah sangat banyak suka duka yang dialaminya. Sukanya, semakin banyak negara di luar Asia Tenggara yang mengembangkan olahraga tradisional Indonesia itu.
Banyak atlet negara-negara Eropa, kata Nalapraya, menyenangi silat karena terkandung nilai seni di dalamnya. Sementara karate, taekwondo, atau olahraga bela diri lainnya tidak memiliki unsur dimaksud.
Sementara dukanya, salah satunya, perhatian Pemerintah Indonesia untuk mendukung tujuan Persilat sangat minim atau bahkan nyaris tidak ada.
Untungnya masih ada pengusaha-pengusaha Indonesia yang masih mau menyumbangkan dananya untuk pencak silat. Sebagai olahraga yang menjadi warisan leluhur kita, selayaknya pemerintah mau memberi perhatian lebih kepada silat, ujar Nalapraya.
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, bila saja pemerintah mau menyisihkan dana pariwisata kepada Persilat, niscaya bukan hanya olahraga silat yang akan terkenal.
Vietnam tidak terbendung
Pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat Ke-8 di Singapura, Vietnam tidak terbendung dan menjadi sangat dominan. Dari 24 medali emas yang diperebutkan, Vietnam meloloskan 20 finalis. Sebanyak 14 finalis di antaranya dari nomor tanding dan enam dari nomor seni.
Sementara Indonesia yang ingin kembali menjadi juara umum pada kejuaraan kali ini hanya mampu meloloskan 13 finalis, tujuh dari nomor tanding dan enam nomor seni.
Vietnam hanya kehilangan empat finalis nomor tanding yang seluruhnya dari kelompok putra, yakni kelas B (50-55 kg), D (60-65 kg), G (75-80 kg), dan Jn (90-95 kg). Adapun di kelompok tanding putri, negara itu meloloskan seluruh atletnya di tujuh nomor.
Di kelas B, yang menjadi finalis adalah Christoper Yabut (Filipina) melawan Chakra Bredewold (Belanda). Kelas D antara Roy Josepzoon (Belanda) dan Ahmad Syahril (Malaysia). Kelas G antara M Zuber Ismail (Malaysia) dan Fentje Maengkom (Indonesia), serta kelas J antara M Azrin AM (Malaysia) dan I Nyoman Yamadiputra (Indonesia).
Yamadiputra lolos ke final setelah dalam pertandingan semifinal, Kamis tengah malam, mengalahkan atlet Vietnam, Nguyen Thanh Bach, dengan selisih angka tipis 2-1. Sementara dua juri lainnya memberikan angka sama atau seri buat kedua pesilat (dalam nomor pertandingan, nilai kemenangan ditentukan oleh lima juri).
Lima finalis Indonesia lainnya di kelas tanding seluruhnya akan bertemu dengan pesilat Vietnam. Pesilat M Shodiq yang turun di kelas C (55-60 kg) melawan Nguyen Ngoc Anh, Samuel Mallo (kelas terbuka 95 kg-110 kg) melawan Hoang Giang.
Di kelompok tanding putri, Salmawati di kelas A (45-50 kg) akan ditantang Lhe Thi Hang, Ni Nyoman Suparniti bertemu dengan Nguyen Thi Phuong, dan Meti Handayani dijajal Le Thi Hoang Ngoan.
Dengan komposisi seperti itu, peluang Indonesia untuk menjadi juara umum sangatlah berat. Juara umum hanya dapat diraih bila seluruh finalis Indonesia berhasil mengalahkan lawan-lawannya.
Malaysia dan tuan rumah Singapura secara perlahan tapi pasti meloloskan 10 nomor di final. Masing-masing lima dari nomor tanding dan lima dari nomor seni.
Filipina yang kini ditangani pelatih Hartono, yang pernah menangani Vietnam, meloloskan tiga finalis. Yakni, dua dari nomor tanding dan satu nomor seni.
Belanda menjadi satu-satunya wakil dari Eropa yang mampu mengirim atletnya ke final untuk kelompok tanding. Yakni, dua dari kategori putra dan satu putri. Kami bertekad tahun ini akan menghasilkan juara dunia, kata Roy Smith, pelatih tim silat Belanda.
Tim Eropa lainnya yang meloloskan finalis adalah Spanyol. Namun, Negara Matador itu hanya meloloskan atlet dari nomor seni. *
SUmber kompas.com
www.silatindonesia.com