Sudah waktunya seni tradisional pencak silat diakui badan dunia UNESCO sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. Peran tokoh-tokoh pencak silat dari paguron maupun perkumpulan akan sangat menetukan segera terealisasinya pengajuan Pencak Silat sebagai warisan budaya tak benda dunia berasal dari Indonesia.
"Saat ini bukan perkara mudah untuk mendaftarkan kekayaan warisan budaya kita untuk mendapat pengakuan badan duni UNESCO. Selain harus melalui tahapan cukup panjang, sejak tahun 2012 Amerikan menghentikan bantuan ke UNESCO mengakibatkan pengajuan warisan budaya dunia diperketan menjadi dua tahun sekali dan setiap negara hanya diberi kesempatan mendaftarkan satu warisan budaya," ujar Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung, Toto Sucipto, Sabtu 22 Oktober 2016 pada acara "Ngadu Bako Penca" di Lobi Teater Tertutup Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat.
Toto mencontohkan pengajuan Kapal Pinisi yang dilakukan sejak tahun 2012 dan baru didaftarkan tahun 2014, ternyata tahun United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization tahun 2015 tidak meloloskan. "UNESCO baru akan melaksanakan rapat tahun 2017 mendatang, diharapkan untuk Kapal Pinisi mendapat pengakuan dan tahun 2017 Pencak Silat sudah dijajaki persyaratan administrasinya agar tahun 2019 mendapat pengakuan (UNESCO)," ujar Toto.
Sementara Ketua Tim Kerja Pencak Silat Menuju Unesco, Wahdat Mardi Yuana, upaya mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia tidak semudah sebagaimana yang selama ini terus disuarakan oleh pemerintah, tokoh pencak silat dan masyarakat. "Selama ini masyarakat merasa khawatir akan klaim negera Malaysia terhadap seni budaya tradisional asal Indonesia, tapi mereka tidak tahu bagaimana upaya yang harus dilakukan, seperti untuk pencak silat , butuh dukungan semua pihak," ujar Wahdat.
Selain dari pemerintah, menurut Wahdat, sudah saatnya semua tokoh pencak silat memberikan bantuan, sumbang saran pemikiran serta informasi. Penguatan data tentang semua hal berkaitan dengan pencak silat akan dijadikan bahan rujukan yang medukung proses kelengkapan administrasi.
Pada "Ngadu Bako Penca", 100 orang tokok pencak silat sejumlah aliran pencak silat dari sejumlah paguron pencak silat yang hadir sepakat untuk bersama memberikan dukungan. Bahkan semua hal tentang pencak diupayakan sebelum pertengahan tahun 2017 sudah dapat dikumpulkan dan dijadikan sumber acuan data.
"Harus, tahun 2017 pencak silat sudah harusdilengkapi semua data tentang pencak silat. Kita harus mendukung pengakuan pencak silat sebagai budaya Indonesia oleh masyarakat dunia," ujar Kusnadi (92) tokoh pencak silat Panglipur Kota Cimahi, menegaskan.***
sumber: pikiran-rakyat