Sedikit perbincangan menarik pada Sabtu (20 Pebruari 2010), ketika para sahabat silat dari aliran Kumango (yang terhormat bapak H. Zaidirman cicit dari Syech Abdurrahman Al-Khalidi atau Syech Kumango hadir begitu juga para tokoh dari Nagari Kumango), anggota Komunitas Sahabat Silat, bertemu bapak Eddie Marzuki Nalapraya. Dalam perbincangan tersebut tersirat satu kebingungan yang mendalam dari seorang Eddie Marzuki Nalapraya mengenai kepada siapa tongkat estafet kepemimpinan PERSILAT nanti akan dilanjutkan terutama mengenai kandidat dari Indonesia yang hingga kini belum muncul ke permukaan yang tentunya dengan mempertimbangkan kelayakan dan kepatutan yang demikian menjlimet untuk seorang penggantinya.
Merupakan sebuah tantangan bagi para "pembesar" dan petinggi pencak silat di tanah air yang kini tengah diterpa berbagai krisis baik krisis kejayaan prestasi yang memudar maupun krisis minat anak bangsa yang juga menurun terhadap seni bela diri asal Indonesia ini. Hingga muncul pertanyaan dalam benakku ini, apakah untuk menjadi kandidat pengganti Presiden PERSILAT juga turut dipertimbangkan permasalahan perkembangan pencak silatnya? Jika begitu apakah tampuk kepemimpinan yang bergilir yang dimiliki empat negara pendiri (Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam) akan beralih ke pada tiga negara tersebut yang memang jika dilihat dari perkembangan yang menggembirakan dari tiga negara pendiri induk pencak silat dunia ini. Meski telah menjadi inisiator awal yang membidani lahirnya induk organisasi ini, kiranya Indonesia juga masih dipertimbangkan dan patut menjadi kuda hitam dalam ajang percaturan calon pengganti.
Suatu hal yang tidak kalah menariknya adalah permintaan dari wakil Eopa yang meginginkan juga memiliki hak suara dalam menentukan siapa dan negara mana dari empat negara pendiri ini menjadi pemegang tampuk kepemimpinan. Nah, bagimana PERSILAT ? Tentunya akan makin ramai dan semarak jika dalam "acara" tersebut kita juga mendengar suara pesilat dari benua ini. Akankah pencak silat Indonesia ini akan menjadi terpuruk jikalau kepemimpinan PERSILAT beralih pada tiga negara pendiri lain atau akan membuat kita semakin kuat dan malah menjadi harimau gagah yang kembali maju memimpin ke depan baik dari prestasi maupun perkembangannya. Dengan mengandai-andaikan kepemimpinan yang beralih, apakah kira-kira kiat anak bangsa ini merespon hal tersebut?
Mengingat bahwa kepemimpinan bapak Eddie Marzuki Nalapraya sebenarnya telah berakhir di bulan Oktober 2008, namun mengingat diperlukan lobi untuk pencapaian pencak silat dipertandingkan ajang Asian Games (Cina 2009) dan cita-cita memasukkannya pada Olimpiade maka tampuk kepemimpinan ini diteruskan hingga tahun 2009, nah sekarang telah memasuki bulan ke dua akhir di tahun 2010, akankah kembali diundurkan proses suksesi tersebut karena belum bermunculannya kandidat dari Indonesia? Sungguh, banyak sebenarnya anak bangsa ini layak dan patut diperhitungkan menjadi Presiden PERSILAT berikutnya menggantikan pak Eddie Marzuki Nalapraya. Hanya kenapa hingga kini kita belum mendengar kandidat-kandidat kita gagah menyambut "tantangan" di depan mata. Perjuangan seorang jendral bintang dua ini dalam memajukan pencak silat hingga ke tingkat dunia setidaknya harus memberikan inspirasi dan semangat pada para generasi berikutnya bahwa perjuangan memajukan pencak silat tidak kenal lelah adalah sebuah perjalanan panjang dan berliku yang membutuhkan tak hanya keberanian bertindak dan ilmu namun juga kesabaran tiara tara. Kini setelah berakhir (sebenarnya...) kepemimpinan Mayjen (purn) Eddie Marzuki Nalapraya di PERSILAT, ayo para petinggi pencak silat tanah air lanjutkan tongkat estafet kepemimpinan ini dan maju ke"pertarungan" pemilihan presiden PERSILAT berbekal setumpuk gagasan memajukan pencak silat ke tingkat dunia semoga dengan banyaknya kandidat yang kredibel akan memberikan semangat juga bagi para pecinta bela diri asli Indonesia ini untuk semakin mengembangkan dan melestarikan pencak silat tak hanya sebatas olah raga namun bagian dari kehidupan keseharian.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan.......assalamu alaikum wa rah...
A...Aa....bangun A, sudah subuh....A...Aa...ah, ternyata suara istriku tercinta membangukan tidurku yang bermimpi memberikan pembukaan pada acara sebuah pencak silat nasional....
ah, mimpi mulu !!!
dikutip dari catatan facebook Iwan Setiawan