SIN LAM BA Muka Dua dari Kebon Baru



SIN LAM BA

Muka Dua dari Kebon Baru

Golok di tangan kanannya membacok ke samping. Secepat kilat golok itu sudah berpindah ke tangan kiri. Kali ini tangannya menusuk ke depan. Dan, lagi-lagi, golok itu sudah berpindah tangan. Tak terlihat mata.

Ini jurus namanye Muka Dua, kata Haji Abdul Rauf, ahli waris Sin Lam Ba, setelah memperagakan jurus tersebut. Sin Lam Ba? Ya, aliran bela diri terkenal itu ternyata mengajarkan jurus golok.



Haji Toha bin Si'ing (1882-1972) adalah orang yang pertama membawa aliran silat ini ke Jakarta. Toha muda mendapat ilmunya dari Haji Odo di Karawang, yang dipercaya merupakan murid dari Syekh Abdul Karim, tokoh sufi terkenal yang mengembangkan tarekat Qadiriyah di Banten pada akhir abad ke-19.

Bertahun-tahun nyantri di pesantren gurunya, Toha hanya belajar agama dan menjadi penjaga masjid. Ketika hendak pamit, barulah Haji Odo mengizinkan dia mengambil salah satu kitab lontar yang ada di masjid. Kitab yangg dipilihnya berjudul Ilmu yang Bekerja Jika Dizalimi Orang Lain.

Toha, yang opsir polisi itu, lantas mewarisi ilmunya kepada putra-putranya, antara lain H Mugeni, H Sarbini, H Harun, dan H Rauf. Kakak saya, H Harun Ahmad (1914-2003), kemudian mendirikan wadah perguruan yang diberi nama Sin Lam Ba, kata Cang Rauf.

Sin Lam Ba yang berdiri pada 1971 itu semula diajarkan di Menteng Dalam, Menteng Pulo, Senen, Tebet, Kebon Baru, Cawang, dan Cipayung. Tapi kemudian berkembang ke seluruh Jakarta dan bahkan provinsi-provinsi lainnya.

Nama Sin Lam Ba yang asalnya dari tiga huruf aksara Arab itu ternyata singkatan dari sa'dah (kebahagiaan), latifah (kelembutan), dan barokah (keberkahan). Maknanya, murid-murid perguruan harus bersikap lemah lembut dan sabar untuk bisa mencapai kebahagiaan dan mendapat keberkahan dari Allah SWT.

Terkadang ada juga yang memaknainya sahabat lahir batin, yang bermakna setiap murid harus mengembangkan sikap persahabatan terhadap sesama muslim, ujar Adi Gepeng Sofyan, murid Cang Rauf yang mengembangkan Sin Lam Ba di Bekasi.

Ciri khas perguruan ini adalah kombinasi jurus silat, pernapasan, dan amalan doa, yang menghasilkan tenaga dalam yang dapat menjatuhkan lawan dari jauh. Dulu ilmu ini sering disebut ilmu kontak karena lawan jatuh tanpa disentuh, kata Gepeng.

Selain itu, aliran ini masih memiliki beberapa ilmu silat yang unik, salah satunya adalah jurus Muka Dua yang memiliki karakter gerak sama dan seimbang untuk dua tangan. Dengan memindahkan senjata dari tangan ke tangan, Bisa mencegah senjata kita direbut lawan, kata Cang Rauf.

Penulis : AMAL IHSAN
Koran tempo - Edisi : Minggu, 11 Februari 2007