Tak semua kita yang mencintai silat mau menembus kesulitan melanjutkan generasi silat kepada anak-anak kita. Padahal kalau kita tak menurunkan kegemaran silat maka silat saya pastikan akan punah digempur nilai budaya asing memalui multi jalur.
Industri kreatif kita sama sekali tak pernah menghadirkan silat dalam menu permainan anak-anak, cerita bergambar atau apapun. Para guru kitta tak mengenal silat apa lagi mengajarkannya. Para ustadz yang dulu selalu menyisipkan pelajaran silat setelah mengaji di surau-surau tak pernah lagi terdengar keberadaannya. Film atau sinetron silat hanya mengekspose ceritera balas dendam – meniru mentah-mentah film Hongkong – dan jauh dari ajakan mencintai nilai-nilai luhur dan seni dalam silat.
Maka mengajak anak kita sendiri untuk mencintai silat adalah benteng terakir untuk melestarikan silat. Sebagai orang tua kita bisa memotivasi anak dan mendaftarkan ke klub-klub silat. Atau jika perlu mensponsori pelatih silat dan membuka tempat latihan silat baru. Tentu saja dana menjadi faktor penting untuk membangkitkan lagi semangat silat. Saya kira ini dapat kita lakukan, sambil menunggu gerakan lebih besar untuk mendorong perkembangan silat dan kecintaan bangsa ini kepada silat dan segala nilai luhur yang dikandungnya.
Anda setuju?
Sumber : http://satrianaga.wordpress.com/
Gambar : www.silatperisaidiri.com