Membina Mantan Preman
PENCAK silat tampaknya cukup identik dengan santri karena di pesantren-pesantren biasanya diajarkan ilmu bela diri ini. Ada benarnya juga, tetapi tidak benar juga, ujar H. Ashabul Anbiya, S.H., dari Perguruan Silat Nasional (Persinas) ASAD Jawa Barat yang menjadi ketua panpel pada Kejurda Persinas di GOR Pajajaran yang berakhir Minggu (4/1).
Ashabul mengatakan kejurda kali ini memang diikuti sebagian besar jebolan pesantren, bahkan salah satu persyaratan peserta adalah harus mendapat izin dari kiai daerah asal. Namun, tidak seluruh peserta merupakan jebolan dari pesantren, bahkan ada juga peserta yang mantan preman, ujarnya.
Seperti perguruan pencak silat lainnya, Persinas ASAD yang bernaung di bawah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), terbuka bagi siapa saja, asal mematuhi aturan perguruan. Jadi, anggota mereka memiliki latar belakang beragam walau sebagian besar merupakan santri anggota LDII.
Pada kesempatan tersebut, Ashabul mengharapkan Persinas ASAD bias memberikan sumbangsih untuk kemajuan pencak silat di Jawa Barat. Sebagai perguruan anggota IPSI Jawa Barat, kami tentunya ingin memberikan sesuatu bagi pencak silat Jawa Barat, ujar Ashabul sambil mengatakan salah seorang anggota Persinas asal Kota Cimahi akan memperkuat Jawa Barat pada pra-PON nanti.
Pembinaan di Persinas dipastikan akan berkesinambungan karena mereka sudah memiliki jalur kompetisi. Pesilat terbaik pada kejurda kali ini akan menjadi wakil Jawa Barat pada kejurnas. Mudah-mudahan pada masa mendatang akan muncul pesilat berprestasi dari Persinas ASAD Jawa Barat, harap Ashabul sambil mengatakan perguruannya berdiri pada 1993. (P-05)***
http://www.pikiran-rakyat.com
foto by : indosilat
Friday, August 12, 2005 22:18:43
www.silatindonesia.com