Film Merantau Ikut Premiere Festival Film Cannes


Di tengah serbuan film-film lokal bergenre horor dan komedi seks, kehadiran segelintir film bernuansa budaya maupun bertema social, ibarat angin segar. Di antara segelintir itu, salah satu yang bakal diputar ialah “Merantau”. Uniknya, sutradaranya justru bukan orang Indonesia.

“Merantau” terinspirasi dari tradisi merantau yang dilakukan para pemuda di Sumatera Barat. Film ini bercerita tentang Yuda (Iko Uwais), pesilat aliran Harimau yang handal dan sudah waktunya menjalani tradisi merantau. Ia pun meninggalkan kampung halamannya dan mengadu nasib di Jakarta.

Perjuangan di Ibu Kota ternyata penuh liku dan Yuda pun terombang-ambing dalam ketidakpastian. Hingga suatu ketika, Yuda bertemu dengan Astri (Siska Jesika). Gadis yang bekerja sebagai penari di sebuah klub malam itu ternyata menjadi incaran kelompok perdagangan manusia. Yuda pun harus menghadapi komplotan yang didalangi orang asing itu untuk menyelamatkan Astri dan adiknya, Adit (Yusuf Aulia).

Film bergenre laga ini digarap oleh sutradara asal Inggris, Gareth Huw Evans. Ide membuat “Merantau” muncul ketika Gareth membuat film dokumenter tentang seni bela diri Indonesia pencak silat. Salah satu tempat yang menjadi lokasi pembuatan film tersebut adalah Sumatra Barat. Di sinilah Gareth berkenalan dengan tradisi merantau.

Pria yang mengaku sebagai penggemar berat seni bela diri (martial art) ini pun menyampaikan idenya pada produser Ario Sagantoro. Gayung bersambut, Ario menyukai ide Gareth dan proses produksi pun disiapkan.

Tak tanggung-tanggung, Gareth pun menghubungi langsung aktor dan aktris yang menurutnya pas bermain di filmnya. Mulai dari atlit pencak silat Iko Uwais, Donny Alamsyah (berperan sebagai Yayan, kakak Yuda), hingga Christine Hakim (sebagai ibu Yuda dan Yayan). Malahan, Christine Hakim adalah aktris pertama yang dihubungi Gareth.

“Saya menjadi fansnya (Christine-red) sejak film Daun di Atas Bantal,” ungkap pria yang beristrikan warga negara Indonesia ini.

Lantas, apa yang membuat Gareth begitu ingin membuat film tentang pencak silat? “Saya penyuka martial art sejak kecil. Dan ketika saya melihat pencak silat yang memiliki begitu banyak gaya, saya tertarik. Menurut saya ini sesuatu yang harus diperlihatkan kepada orang banyak. Dan saya ingin menghadirkan tokoh pencak silat yang bisa dibanggakan,” terang Gareth yang juga melibatkan pelatih pencak silat Harimau di film ini.

Ario menambahkan, film yang memadukan action dan drama ini bermaksud menampilkan adegan pencak silat senyata mungkin. “Enggak pakai terbang-terbangan. Full body contact,” tandasnya seraya menuturkan pemerintah daerah Sumatera Barat juga mendukung “Merantau” sebagai ajang promosi pariwisata Sumatera Barat.

 

Film Merantau Ikut Premiere Festival Film Cannes

Salah satu festival film paling bergengsi di dunia, Cannes Film Festival, resmi dibuka kemarin. Berlangsung di Cannes, Prancis Selatan sampai 24 Mei mendatang festival tersebut mencari film-film terbaik dari seluruh belahan dunia. Sekaligus ajang promosi film-film baru. Kali ini, Indonesia patut berbangga. Salah satu film produksi dalam negeri, Merantau, berkesempatan berpromosi di festival tersebut. Meski hanya sekilas, sekitar 20 menit, itu sudah menjadi lompatan besar untuk karya anak bangsa.

Di produksi PT. Merantau Films, Merantau merupakan film action drama yang disutradarai Gareth Huw Evans. Sutradara asal Inggris itu mengatakan, ide film tersebut tercetus dari film-film dokumenter yang tengah dibuat olehnya. Saat itu, dirinya membuat film dokumenter mengenai aliran silat. Sepanjang proses pembuatan dokumenter itu, Evans berkesempatan bertemu serta bekerja bersama dengan pesilat berbakat dan para guru besar dari berbagai aliran silat. “Sangat menarik. Langsung saya buat filmnya,” terang Evans mengenai film yang mengupas tentang seni bela diri tradisional Indonesia Pencak Silat Harimau yang berasal dari Sumatra Barat.

Dalam film yang dibintangi Iko Uwais itu menggunakan teknik seni bela diri dan adegan stunt yang cukup menegangkan. Dan dibuat dengan tingkat keaslian dan ketelitian tinggi. Film tersebut dijadwalkan rilis di Indonesia pada 6 Agustus mendatang.


Related Tags :

 

Forum Sahabat Silat