Forum….
Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia, yang belum lama ini genap berumur dua tahun merupakan suatu perkumpulan unik yang beranggotakan dengan berlatarbelakang berbagai bidang yang bila ditinjau lebih jauh sangat kontras dengan apa yang digeluti kesehariannya. Namun kesukaan, kegemaran, kecintaan bahkan kegilaan kepada pencak silat menjadikan kesatuan unik yang dapat bekerja sama karena kesamaan cita-cita yakni menjadikan pencak silat tuan rumah di negeri sendiri dan populer di berbagai generasi.
Jawaban…
Di tengah krisis berbagai bidang yang melanda negeri ini mungkin ini adalah bentuk kepedulian anak bangsa yang tak hanya sekedar berprihatin dengan keadaan negeri akan urusan kebudayaan, yang semakin lama seakan tersingkirkan dari topik pembahasan permasalahan yang semakin rumit tak berujung. Mungkin dari sekian banyak ide yang muncul ke permukaan tentang suatu jawaban atas bentuk pelestarian budaya bangsa-lah forum ini dibentuk
Sederhana …
Semula dengan kesederhanaan dan dengan keterbatasan, forum ini mencoba mendokumentasikan beberapa aliran pencak silat yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya. Suatu pekerjaan yang sepertinya mudah dan nyaris tanpa resiko, namun kenyataan di lapangan ternyata berbeda bahkan jauh dengan apa yang kita bayangkan. Terkadang kesulitan muncul dikarenakan beberapa aspek tabu dan pakem pencak silat itu sendiri. Masih banyak ternyata aliran bela diri asli tanah air ini memegang teguh pakem yang mereka anut, sehingga banyak diantara anggota forum ini banyak yang kesulitan memberikan informasi tentang suatu aliran jika pihak yang bersangkutan sama sekali tak menginginkan aliran atau perguruannya disebarluaskan tentang keberadaannya. Bagi kami ini merupakan suatu ironi tersendiri yang menggelitik hati untuk mengungkap lebih jauh.
Cita-citanya…
Pertemanan dan pertemuan yang hampir menyita hari libur keluarga, tak menyurutkan para anggota untuk sekedar “membuang keringat” dan tertawa, di tempat kami berlatih. Dengan menghendaki suatu keadaan dimana pencak silat akan menjadi bagian keseharian masyarakatlah kami berkumpul. Memang suatu hal yang sangat jauh dari keseharian masyarakat kita sekarang ini. Namun hal seperti inilah yang menjadikan kami bersama, berembuk, berlatih dan mencari segala sesuatu yang berbau pencak silat yang masih asing bagi kami dan belum diketahui. Jika saja negeri ini mengoptimalkan segala sumber dayanya untuk turut menjaga dan melestarikan budaya bangsa dan mempopulerkannya terlebih pencak silat, perkumpulan ini tak akan pernah ada. Mungkin kami hanya akan menjadi penikmat pencak silat yang duduk menonton tertib membawa anak istri sambil sesekali mengomentari pertunjukan atau kejuaraan pencak silat.
Kegiatannya…
Asing adalah bahasa yang kami cari dan kami telusuri untuk menguak lebih jauh tentang pencak silat. Keprihatinan adalah obat bagi kami untuk mempelajari bela diri ini, karena itu meski dengan segala keterbatasan dan kemampuan kami kini mencoba berbuat lebih untuk tetap menjalankan suatu kegilaan yang telah melekat menjadi bagian dari kami. Dan berbagi adalah kebiasaan kami. Dua tahun kami bersama, menikmati sesuatu yang kadang menjadi asing bagi sebagian orang (terutama bagi istri saya….sorry neng!). Kami menikmati berbagai irama musik pengiring pencak silat, peragaan, diskusi falsafah, teknik dan lainnya yang sering lihat biasa bahkan norak untuk sebagian orang, namun kami seolah menjadi bagian dari suatu pagelaran yang berlangsung atau sepertinya kami menikmati pencak silat berdasarkan kaca mata pesilat dan aliran itu sendiri. Pertunjukan yang kadang tanpa skenario dan bersifat spontan menjadi suatu keasyikan bagi kami. Lepas acara yang diadakan, kadang kami berdiskusi kembali apa yang akan kita lakukan nanti, nanti dan nanti.
Baru sedikit yang kami perbuat…
Dua tahun kami ada, kini “SILAT UNTUK SILATURAHMI, SILATURAHMI UNTUK SILAT” adalah bagian kebanggaan kami. Jerih payah semua yang membidani dan membesarkan forum ini adalah merupakan langkah awal untuk sebuah cit-cita besar.
Bosan….
Terkadang ada juga yang sekedar iseng menanyakan apakah kami tidak mengenal lelah mempromosikan hal-hal seperti ini yang sebenarnya tak menghasilkan secara materi? Atau pertanyaan yang mengelitik adakah rasa bosan menggeluti hal ini semua? Secara pribadi mungkin saya bisa mengatakan bahwa perhitungan materi mungkin ada, namun kepuasan bathinlah yang membuat bertahan. Sementara untuk rasa bosan, mungkin sebagai manusia hal itu biasa. Namun bagi saya kebosanan itu hanyalah kegagalan dalam berimajinasi. Dengan semakin banyaknya anggota yang memiliki ide cemerlang saya yakin bahwa penciptaan imajinasi yang kreatif dan ide yang inovatif pasti akan banyak lahir dalam pelestarian ini…….
Salam hormatku buat para sobat semua yang tak mengenal lelah dan pamrih dalam menapaki hari
- Mas Yanweka
- Mas Luri Darmawan (pendekar keyboard)
- Mas Eko Hadi ( Apa Kabar Kang)
- Mas Ezra (cowok berhati salju)
- Uda Alda (kepala suku forum)
- Mas Aryanav K P (orang tv yang sibuk)
- Kang Didit (orang tv yang jarang nongol mungkin karena kena alergi)
- Bang Agus Suprayogi (da’i yang masuk DAAI TV)
- Kang Isa (jagoan yang jarang ketemu)
- Ki Sawung (orang baik yang sibuk)
- Wiwit (masih single…)
- Bang Nizam (wuiiih….makin hebat)
- Kang O’ong Maryono (kakak seperguruan gak sengaja)
- Ko Martin (yang makin jago ngobatin)
- Pak Khusnul (yang punya Hidro)
- Mas Eryanto (orang hukum…..)
- Yudhy (Puragabaya…pura-pura begaya biar disangka bahaya)
- Kang Kiki (Naga Pasa…tanpa “r”)
- Pak Bambang Sarkoro (yang gak pernah patah semangat)
- Mas Rama (bukan suaminya dewi Shinta)
- Mas Agustya (calon sutradara)
- Mas Ian Samsudin (bakalan calon babe)
- Bang Jamal (yang g……t)
- Mas Santo (yang alim..)
- Bang Ajad (anak blasteran betawi)
- Bang Rasyid / Ochid (juragan batik yang menambah spirit kita-kita)
- Gus Alamsyah (santri yang cit-citanya jadi pengusaha tanker)
- M s Sunan (orang PD)
- Mas AgusWin (salut...)
- Kang Eric B ( TOP..banget
- Kang Udin Terumbu ( hebat..)
- Dan yang kelupaan disebut satu persatu
Salam takzim untuk semua guru yang pernah saya pelajari ilmu silatnya:
Kang Didi, Kang Djadjat P (alm), Kang Aceng, Mas Dede, Mas Ades, Kang Didin, Pak Frans, kang O’ong Maryono, Bang Nani, kang Rahmat, pak H. Ceng Suryana, Kang Asep, kang Ujang, pak H. Azis, pak Tb. Bambang S, Kang Wawan, pak H. Natsir Ghazaly, Ustadz Pupuh dll
Oleh : Kang Iwan Setiawan / wans / one